ASAL MULA
KEHIDUPAN MENURUT ILMU PENGETAHUAN
MODERN
Dosen Pembimbing : RUSLIMIN
S.sos M.si
Disusun Oleh
:
1. FATHUL
MUIN
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS
INDONESIA TIMUR
ANGKATAN
2013
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT.
Karena dengan hikmat-nya, kami dapat menyelesaikan tugas ini sebagaimana
mestinya yang telah ditentukan waktunya. Salam serta shalawat dicurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. Yang mulia beserta keluarganya dan para sahabat yang telah
setia kepadanya.
Makalah ini merupakan tulisan tentang:
“Asal mula kehidupan menurut ilmu pengetahuan modern” sebagai acuan
dalam tatanan sistem nilai yang dijadikan arah atau tujuan yang baik.
Akhirnya penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu saya mengharapkan
saran dan usul yang bersifat konstruktif demi perbaikan makalah ini.
Dan akhirnya semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi kita semua..amiin.
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR
ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar
belakang................................................................................1
B. Rumusan
masalah..........................................................................2
C.
Tujuan.............................................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................3
A. Teori evolusi
kimia.........................................................................4
B. Teori evolusi
biologi.......................................................................9
C.
Teori asal mula kehidupan menurut islam...................................13
D. Penciptaan
manusia......................................................................16
BAB III
PENUTUP............................................................................................19
A.
kesimpulan.....................................................................................19
B.
Saran..............................................................................................21
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembuatan makalah ini didasarkan pada berbagai macam
pendapat para ahli diantaranya Alexander L. Oparin, Herold Urai, Stanley Miller
dan ada juga dari Al-Qur’an. Makalah ini berisi tentang asal-usul makhluk hidup
yang ada di dunia ini, baik manusia, tumbuhan maupun binatang.
Makalah ini dibuat supaya penulis lebih paham tentang
bagaimana terciptanya makhluk hidup di dunia. Maka dari itu penulis berharap,
penulis dan pembaca dapat membedakan berbagai macam teori yang akan kami bahas,
diantaranya teori asal usul kehidupan dari segi kimia, biologi maupun agama.
Selain itu penulis juga berharap makalah ini dapat
berguna bagi penulis dan pembaca dalam mempelajari bab evolusi ini.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini menjelaskan seluk beluk asal kehidupan.
Adapun asal usul kehidupan yakni merupakan suatu hal yang harus kita ketahui
dan kita yakini oleh setiap makhluk Allah SWT tentang asal penciptaannya baik
ditinjau dari segi kimia, biologi dan agama.
C. tujuan
Ø Untuk
menambah wawansn tentang asal mula kehidupan.
Ø Untuk
memahami teori-teori dari para ilmuwan yang ada.
Ø Untuk
mengetahui pemikiran modern apa yang dikembangkan.
BAB
II
PEMBAHASAN
Selama ratusan tahun, para ilmuwan telah mengetahui
bahwa makhluk hidup yang ada di bumi beraneka ragam. Dalam keaneka-ragaman
tersebut, para ilmuwan menemukan bahwa pada beberapa makhluk hidup ditemukan
juga beberapa kesamaan.
Sejak lama, para ilmuwan berusaha menjawab sebuah
pertanyaan, bagaimana kehidupan berawal? Untuk menjawab pertanyaan tersebut,
banyak ilmuwan yang mengemukakan berbagai teorinya disertai bukti-bukti yang
mendukung teori tersebut. Meskipun demikian, pertanyaan tersebut belum dapat sepenuhnya
terjelaskan oleh teori-teori tersebut karena teori-teori tersebut sulit
dibuktikan.
Dari banyak teori mengenai asal-usul kehidupan,
terdapat dua teori utama yang dapat diterima secara luas, yakni teori evolusi
kimia dan teori evolusi biologi. Selain kedua teori tersebut, dijelaskan pula
sejarah munculnya teori abiogenesis dan teori biogenesis yang merupakan awal
pemikiran manusia mengenai asal-usul kehidupan.
A. teori Evolusi Kimia
Teori ini mencoba menggali informasi asal usul makhluk
hidup dari sisi biokimia. Menurut Oparin dalam bukunya yang berjudul The Origin
of Life (1936) menyatakan bahwa asal mula kehidupan terjadi bersamaan dengan
evolusi terbentuknya bumi beserta atmosfernya. Alexander Oparin adalah
ahli evolusi molekular berkebangsaan Rusia. Lebih lanjut, Oparin menjelaskan
bahwa pada mulanya atmosfer bumi purba terdiri atas metana (CH4),
amonia (NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2).
Oleh karena adanya pemanasan dan energi alam, berupa sinar kosmis dan
halilintar, gas-gas tersebut mengalami perubahan menjadi molekul organik
sederhana, sejenis substansi asam amino. Selama berjuta-juta tahun, senyawa
organik itu terakumulasi di cekungan perairan membentuk primordial soup,
seperti semacam campuran materi-materi di lautan panas. Tahap selanjutnya,
primordial soup ini membentuk monomer. Monomer bergabung membentuk polimer.
Polimer membentuk agregasi berupa protobion. Protobion adalah bentuk
awal sel hidup yang belum mampu bereproduksi, tetapi mampu memelihara
lingkungan kimia dalam tubuhnya. Di samping itu, protobion juga telah
memperlihatkan sifat yang berhubungan dengan makhluk hidup, seperti dapat
melakukan metabolisme, kemampuan menerima rangsang, dan bereplikasi sendiri. Terbentuknya polimer dari monomer-monomer
telah dibuktikan oleh Sydney W. Fox. Dalam
percobaannya, Fox memanaskan 18–20 macam asam amino pada titik leburnya dan
didapatkan protein.
Pendapat Alexander Oparin mendapat dukungan dari ahli
kimia Amerika Serikat, bernama Harold Urey. Urey menyatakan bahwa
atmosfer bumi purba terdiri atas gas-gas metana (CH4), amonia
(NH3), uap air (H2O), dan gas hidrogen (H2).
Dengan adanya energi alam (berupa halilintar dan sinar kosmis), campuran
gas-gas tersebut membentuk asam amino.
Pada tahun 1953, seorang mahasiswa Harold Urey, yaitu Stanley
Miller (USA) mencoba melakukan eksperimen untuk membuktikan kebenaran teori
yang dikemukakan Urey. Percobaannya itu juga dikenal dengan eksperimen
Miller-Urey.
Harold Urey adalah ahli Kimia berkebangsaan Amerika
Serikat. Dia menyatakan bahwa pada suatu saat atmosfer bumi kaya akan molekul
zat seperti Metana (CH4), Uap air (H2O), Amonia(NH2), dan karbon dioksida (CO2)
yang semuanya berbentuk uap. Karena adanya pengaruh energi radiasi sinar
kiosmis serta aliran listrik halilintar terjadilah reaksi diantara zat-zat
tersebut menghasilkan zat-zat hidup. Teori evolusi Kimia dari Urey tersebut
biasa dikenal dengan teori Urey.
Menurut Urey, zat hidup yang pertama kali terbentuk mempunyai
susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut selama berjuta-juta tahun
mengalami perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Menurut Urey,
terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut
didukung kondisi sebagai berikut :
a) kondisi 1 :
tersedianya molekul-molekul Metana, Amonia, Uap air, dan hydrogen yang sangat
banyak di atmosfer bumi
b) kondisi 2 : adanya
bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar
kosmis yang menyebabkan zat-zat tersebut bereaksi membentuk molekul zat yang
lebih besar,
c) kondisi 3 :
terbentuknya zat hidup yang paling secerhana yang susunan kimianay dapat
disamakan dengan susunan kimia virus, dan
d) kondisi 4 : dalam jangka
waktu yang lama (berjuta-juta tahun), zat idup yang terbentuk tadi berkembang
menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks).
Percobaan terdiri atas bagian yang berupa sebuah
tabung tertutup yang dihubungkan dengan 2 ruangan. Ruangan atas berisi beberapa
gas yang menggambarkan keadaan atmosfer bumi purba. Selanjutnya pada tempat ini
diberi percikan listrik yang menggambarkan halilintar. Kondensor berfungsi
untuk mendinginkan gas, menyebabkan terbentuknya tetesan-tetesan air dan
berakhir pada ruangan pemanas kedua yang menggambarkan lautan. Beberapa molekul
kompleks yang terbentuk di ruangan atmosfer, dilarutkan dalam tetesan-tetesan
air ini dan dibawa ke ruangan lautan tempat sampel yang terbentuk diambil untuk
dianalisis.
Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan
terdapat di atmosfir bumi purba, yaitu amonia, metana, hidrogen, dan uap air
dalam percobaannya.
Oleh karena
dalam kondisi alamiah gas-gas itu tidak mungkin bereaksi, Miller memberi
stimulus energi listrik tegangan tinggi, sebagai pengganti energi alam
(halilintar dan sinar kosmis). Miller mendidihkan campuran gas tersebut pada
suhu 100oC selama seminggu. Pada akhir percobaan, Miller menganalisis
senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan menemukan 3
jenis dari 20 jenis asam amino. Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan
hipotesis lanjutan tentang asal usul kehidupan.
Miller berhasil membuktikan teori Urey dalam
laboratorium, dengan alat. Alat ini disimpan pada suatu kondisi yang
diperkirakan sama dengan kondisi pada waktu sebelum ada kehidupan. Ke dalam
alat tersebut dimasukkan bermacam-macam gas seperti uap air yang dihasilkan
dari air yang dipanaskan, hidrogen, metan, dan amonia. .
Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu tersebut). Setelal seminggu ternyata Miller mendapatkan zat organik yang berupa asam amino. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Selain asam amino diperoleh tiga asam hidroksi. HCN, dan urea. .
Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknva protein dari asam amino ini. Melvin Calvin dari Universitas California menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen dan air menjadi molekul-rnolekul gula, dan asam amino. Dan juga pernbentukan purin dan pirimidin, yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP dan ADP. .
Selanjutnya pada alat tersebut diberikan aliran listrik 75.000 volt (sebagai pengganti kilatan halilintar yang selalu terjadi di alam pada waktu tersebut). Setelal seminggu ternyata Miller mendapatkan zat organik yang berupa asam amino. Asam amino merupakan komponen kehidupan. Selain asam amino diperoleh tiga asam hidroksi. HCN, dan urea. .
Pemikiran selanjutnya adalah bagaimana terbentuknva protein dari asam amino ini. Melvin Calvin dari Universitas California menunjukkan bahwa radiasi sinar dapat mengubah metana, amonia, hidrogen dan air menjadi molekul-rnolekul gula, dan asam amino. Dan juga pernbentukan purin dan pirimidin, yang merupakan zat dasar pembentukan DNA, RNA, ATP dan ADP. .
Kehidupan yang bersarna-sama dengan partikel debu alam
disebarkan dari satu tempat ke tempat lain, di bawah pengaruh sinar matahari.
Tetapi teori ini tidak memperhitungkan adanya temperatur yang begitu dingin dan
juga sangat panas dan sinar – sinar yang mematikan yang terdapat di angkasa
luar, seperti sinar kosmis, sinar ultra violet dan sinar infra merah.
Para evolusionis menyatakan bahwa asam-asam amino
kemudian bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk
protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini
menempatkan diri mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti
pembentukan sel primitif. Sel-sel ini kemudian bergabung membentuk organisme
hidup. Mereka menyebutnya sebagai evolusi biologi.
B.Teori
Evolusi Biologi
Oparin dan Haldane serta teori Urey menyebutkan bahwa zat
organik (asam amino) yang merupakan bahan dasar penyusun makhluk hidup, pada
mulanya terakumulasi di lautan .
Kenyataan saat ini menunjukkan bahwa dalam sel-sel tubuh makhluk hidup
mengandung garam (NaCl). Hal ini mendasari kesimpulan bahwa makhluk hidup
berasal dari laut.
Evolusi
biologi dimulai pada saat pembentukan sel. Asam amino yang terbentuk dari
evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul. Hal ini dibuktikan pada
penelitian Sidney W. Fox. Larutan yang mengandung monomer-monomer organik
diteteskan ke pasir, batu, atau tanah yang panas sehingga mengalami
polimerisasi. Hasil polimerisasi ini dinamakan proteinoid. Apabila
proteinoid dicampur dengan air dingin terbentuklah kumpulan proteinoid
yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer. Mikrosfer memiliki beberapa
sifat hidup yang mempunyai membran selektif permeabel namun belum dapat
dikatakan hidup.
Oparin menggunakan istilah koaservat untuk mikrosfer.
Koaservat merupakan tetesan koloid yang terbentuk saat larutan protein, asam
nukleat, dan polisakarida dikocok. Substansi dalam koaservat dapat membentuk
enzim yang berperan dalam pengambilan bahan dari lingkungan sebagai bahan
pembentuk tubuh. Adanya deretan molekul-molekul lipid dan protein yang
membatasi koaservat dengan lingkungan luar sekitarnya, telah dianggap sebagai
selaput sel primitif. Selaput sel primitif ini menyebabkan stabilitas koaservat
akan tetap terjaga. Selaput sel primitif ini diperkirakan berperan dalam
pengaturan pertukaran substansi antara koaservat dan lingkungan sekitarnya.
Koaservat dengan selaput lipid protein mungkin merupakan tipe sel primitif yang
disebut protosel.
Protosel kemudian akan membentuk sel awal yang
merupakan permulaan dari organisme uniselular. Oleh karena keadaan atmosfer
saat itu tidak mengandung O2, organisme awal tersebut diperkirakan
bersifat prokariotik, anaerob, dan heterotrof. Bagaimana protosel dapat
berkembang menjadi organisme uniselular, bahkan menjadi makhluk hidup
multiselular seperti saat ini? Perkembangan protosel menjadi organisme uniselular
maupun multiselular tidak terlepas dari sistem genetik pada protosel itu
sendiri. Sehubungan dengan hal itu, seorang ahli biokimia dari Havard
yaitu Walter Gilbert pada tahun 1986 mengajukan hipotesis
dunia RNA. Menurut hipotesis itu, miliaran tahun yang lalu sebuah molekul
RNA yang dapat mereplikasi terbentuk secara kebetulan. Melalui pengaktifan oleh
lingkungan, RNA ini dapat memproduksi protein. Selanjutnya, diperlukan molekul
kedua untuk menyimpan informasi tersebut, maka dengan suatu cara tertentu
terbentuklah DNA. Segera setelah protosel memperoleh gen yang mampu mereplikasi
menyebabkan protosel mampu bereproduksi, dan dimulailah proses evolusi biologi.
Sejarah kehidupan pun telah dimulai. Selanjutnya organisme-organisme mengalami
proses evolusi menurut jalur kehidupan yang berbeda-beda.
Secara berangsur-angsur protobion digantikan organisme
yang dapat membuat molekul yang dibutuhkannya sendiri (autotrof) dengan bantuan
cahaya matahari (fotoautotrof) atau molekul berenergi tinggi dari lingkungannya
(kemoautotrof). Adanya autotrof memicu munculnya makhluk hidup yang dapat
memanfaatkan produk autotrof, misalnya heterotrof, atau merupakan autotrof
juga. Autotrof dan heterotrof yang bergantung pada makhluk hidup ini merupakan
prokariot pertama.
Prokariot menguasai bumi dari 3,5–2 milyar tahun yang
lalu. Selama periode tersebut, prokariot mengubah atmosfer bumi sehingga
menyebabkan oksigen muncul 2,7 milyar tahun yang lalu sebagai hasil
fotosintesis prokariot.
Terdapat dua teori mengenai pembentukan eukariot dari
prokariot, yaitu teori pelekukan
membran (membrane infolding) dan teori
endosimbiosis. Teori pelekukan membran menjelaskan bahwa semua organel
bermembran pada sel eukariot, kecuali mitokondria dan kloroplas, terbentuk dari
pelekukan membran ke arah dalam. Pelekukan ini membentuk membran inti dan
retikulum endoplasma.
Adapun teori endosimbiosis menjelaskan pembentukan
mitokondria dan kloroplas yang berasal dari pengabungan atau simbiosis sel
prokariot ke dalam sel prokariot lain yang lebih besar. Endo berarti di dalam,
simbiosis berarti hidup bersama. Teori ini dikemukakan oleh Lynn Margulis.
Mitokondria diduga berasal dari kelompok Alpha Proteobacteria, sedangkan
kloroplas berasal dari Cyanobacteria
Fosil tertua yang diyakini para ilmuwan sebagai
eukariot berasal dari sekitar 2,1 milyar tahun yang lalu. Eukariot ini
merupakan nenek moyang. Protista uniselular (alga) yang kita kenal sekarang.
Bagaimana eukariot uniselular berevolusi hingga terbentuk makhluk hidup
multiselular, seperti hewan dan tumbuhan sekarang ini?
Pembentukan makhluk hidup eukariot multiselular
terjadi dalam beberapa tahap. Nenek moyang makhluk hidup multiselular diduga
berasal dari koloni Protista uniselular. Pada koloni, sel hasil pembelahan dan
individunya tetap menempel pada koloni. Selanjutnya, sel-sel dalam koloni
terspesialisasi dan saling bergantung satu sama lain. Setiap satu jenis sel
semakin terspesialisasi, baik bentuk maupun maupun fungsinya.
Akhirnya, spesialisasi sel-sel mencapai
perbedaan antara sel seks (sel gamet) dan sel tubuh (sel somatis). Melalui
evolusi milyaran tahun, nenek moyang eukariot membentuk ganggang, jamur, hewan,
dan tumbuhan. Sekitar 500 juta tahun lalu, semua kehidupan berada di lautan dan
mulai memasuki daratan. Beberapa alga hijau yang hidup di sekitar danau diduga
memiliki hubungan dengan tumbuhan darat primitif.
C. Asal Usul
Kehidupan Menurut Islam
Dalam bagian ini, saya akan mengajukan ayat-ayat
Al-Quran yang di dalamnya dinyatakan bahwa Asal Manusia adalah (bersifat) air.
Ayat pertama di bawah ini juga menunjuk kepada pembentukan alam semesta.
Pengertian ‘menghasilkan sesuatu dari sesuatu yang
lain’. ’
sama sekali tidak menimbulkan keraguan. Ungkapan tersebut bisa juga berarti bahwa setiap sesuatu yang hidup dibuat dari air (sebagai komponen pentingnya) atau bahwa semua benda hidup berasal dari air. Kedua makna itu sepenuhnya sesuai dengan data saintifik. Pada kenyataannya, kehidupan berasal dari yang bersifat air dan air adalah komponen yang paling penting dari seluruh sel-sel hidup. Tanpa air hidup menjadi tidak mungkin. Jika kemungkinan kehidupan pada planet lain diperbincangkan, maka pertanyaan yang pertama selalu: Adakah cukup air untuk mendukung kehidupan di tempat tersebut?
sama sekali tidak menimbulkan keraguan. Ungkapan tersebut bisa juga berarti bahwa setiap sesuatu yang hidup dibuat dari air (sebagai komponen pentingnya) atau bahwa semua benda hidup berasal dari air. Kedua makna itu sepenuhnya sesuai dengan data saintifik. Pada kenyataannya, kehidupan berasal dari yang bersifat air dan air adalah komponen yang paling penting dari seluruh sel-sel hidup. Tanpa air hidup menjadi tidak mungkin. Jika kemungkinan kehidupan pada planet lain diperbincangkan, maka pertanyaan yang pertama selalu: Adakah cukup air untuk mendukung kehidupan di tempat tersebut?
Data modern membawa kita untuk berpikir bahwa wujud
hidup
yang paling tua barangkali termasuk dalam dunia tumbuh-tumbuhan: ganggang telah ditemukan sejak periode pra-Cambria yaitu saat dikenalinya daratan yang paling tua. Organisme yang termasuk dalam dunia hewan barangkali muncul sedikit lebih kemudian: mereka muncul dari laut.
yang paling tua barangkali termasuk dalam dunia tumbuh-tumbuhan: ganggang telah ditemukan sejak periode pra-Cambria yaitu saat dikenalinya daratan yang paling tua. Organisme yang termasuk dalam dunia hewan barangkali muncul sedikit lebih kemudian: mereka muncul dari laut.
Kata yang di sini diterjemahkan sebagai ‘air’ pada
kenyataannya adalah mani yang berarti baik air di langit maupun air di lautan
atau segala jenis cairan. Dalam arti yang pertama air merupakan unsur yang
penting bagi seluruh kehidupan tumbuh-tumbuhan:
““Ï%©!$# Ÿ@yèy_ ãNä3s9 uÚö‘F{$# #Y‰ôgtB y7n=y™ur öNä3s9 $pkŽÏù Wxç7ß™ tAt“Rr&ur z`ÏB Ïä!$yJ¡¡9$# [ä!$tB $oYô_t÷zr'sù ÿ¾ÏmÎ/ %[`ºurø—r& `ÏiB ;N$t7¯R 4Ó®Lx© ÇÎÌÈ
53. yang telah menjadikan bagimu bumi sebagai hamparan dan yang
telah menjadikan bagimu di bumi itu jalan-ja]an, dan menurunkan dari langit air
hujan. Maka Kami tumbuhkan dengan air hujan itu berjenis-jenis dari
tumbuh-tumbuhan yang bermacam-macam.
Inilah perujukan pertama kepada suatu ‘pasangan’
tumbuh-tumbuhan. Nanti kita akan kembali kepada pengertian ini.
Dalam arti keduanya yang merujuk pada segala jenis
cairan, ,
kata tersebut dipergunakan dalam bentuk tak-tentunya untuk menunjukkan zat yang berada pada dasar pembentukan seluruh kehidupan hewan
kata tersebut dipergunakan dalam bentuk tak-tentunya untuk menunjukkan zat yang berada pada dasar pembentukan seluruh kehidupan hewan
ª!$#ur t,n=y{ ¨@ä. 7p/!#yŠ `ÏiB &ä!$¨B ( Nåk÷]ÏJsù `¨B ÓÅ´ôJtƒ 4’n?tã ¾ÏmÏZôÜt/ Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJtƒ 4’n?tã Èû÷,s#ô_Í‘ Nåk÷]ÏBur `¨B ÓÅ´ôJtƒ #’n?tã 8ìt/ö‘r& 4 ß,è=øƒs† ª!$# $tB âä!$t±o„ 4 ¨bÎ) ©!$# 4’n?tã Èe@à2 &äóÓx« փωs% ÇÍÎÈ
45. dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, Maka
sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian
berjalan dengan dua kaki sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat
kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, Sesungguhnya Allah Maha Kuasa
atas segala sesuatu.
“Dan Allah
telah menciptakan semua jenis hewan dari air” .
Sebagaimana akan kita lihat nanti, kata tersebut juga bisa. .
diterapkan pada cairan mani.
Sebagaimana akan kita lihat nanti, kata tersebut juga bisa. .
diterapkan pada cairan mani.
Jadi, pernyataan-pernyataan dalam Al-Quran tentang
asal-usul kehidupan, apakah itu merujuk kepada kehidupan secara umum, unsur
yang melahirkan tumbuh-tumbuhan di dalam tanah ataupun benih hewan-hewan,
seluruhnya sepenuhnya sesuai dengan data saintifik modern. Tak satu pun mitos
tentang asal-usul kehidupan yang lazim dianggap benar oleh orang pada saat Al-Quran
diwahyukan kepada manusia disebutkan dalam teks . .
tersebut .
tersebut .
D. Penciptaan Manusia
Ada orang yang mengatakan bahwasanya manusia dahulunya
berasal dari seekor kera kemudian mengalami evolusi. Apakah ini benar dan
apakah dalilnya? Perkataan ini tidaklah benar. Adapun dalilnya, Allah telah
menjelaskan tentang tahap-tahap penciptaan Adam. Allah berfirman:
إِنَّ مَثَلَ عِيسَى عِنْدَ اللَّهِ كَمَثَلِ آَدَمَ خَلَقَهُ مِنْ تُرَابٍ
ِArtinya:
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
ciptakan dia dari tanah” (Ali Imran 59)
Kemudian tanah tersebut dicampur dengan air, sehingga
menjadi tanah liat yang bisa menempel pada tangan. Allah berfirman:
وَلَقَدْ
خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah.” (Al Mu’minun 12)
Dan Allah berfirman:
إِنَّا خَلَقْنَاهُمْ مِنْ طِينٍ
لَازِبٍ
Artinya: “Sesungguhnya kami telah
menciptakan mereka dari tanah liat.”(Ash Shofaat 11)
Setelah itu menjadi lumpur hitam yang dibentuk.
Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ
صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari
lumpur hitam yang diberi bentuk.” (Al Hijr 26)
Kemudian setelah kering menjadi sholshol (tanah liat
yang kering) seperti tembikar
Allah Ta’ala berfirman:
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ
كَالْفَخَّارِ
Artinya: “Dia menciptakan manusia
dari tanah yang kering”(Ar Rahman 14)
Dan Allah bentuk dia dengan bentuk yang
diinginkannya dan meniup ruhnya.
Allah Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ
إِنِّي خَالِقٌ بَشَرًا مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُونٍ فَإِذَا سَوَّيْتُهُ
وَنَفَخْتُ فِيهِ مِنْ رُوحِي فَقَعُوا لَهُ سَاجِدِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika
Rabbmu berfirman kepada para malaikat (artinya): “Sesungguhnya Aku akan
menciptakan seorang manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari Lumpur
hitam yang diberi bentuk. Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya dan
telah meniupkan ke dalamnya ruhKu, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud”
(Al Hijr 28-29)
Inilah tahapan-tahapan yang terjadi pada penciptaan
Adam yang terdapat di Al Qur’an. Adapun tahapan-tahapan yang terjadi pada
proses penciptaan keturunan Adam maka Allah berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ
سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ ثُمَّ
خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا
الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا
آَخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
Artinya: “Dan sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian
kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh
(rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah
itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami
jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta
Yang Paling Baik.”(Al Mu’minun 12-14)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Harold urey (1893) berpendapat bahwa kehidupan berasal
dari zat-zat kimia seperti CH4 (Metana), NH3
(Amoniak), H2 (Hidrogen) yang bersama-sama uap air akan bereaksi
dengan sinar kosmis dan loncatan-loncatan/ kilatan-kilatan listrik alam (petir)
dapat membentuk senyawa protein yang merupakan komponen dasar dari makhluk
hidup. Zat-zat ini berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai organisme.
Stanley L. Miller (1953) mengadakan percobaan
dengan bunga-bunga api listrik dan sumber listrik bertegangan tinggi ke suatu
saluran yang di dalamnya terdapat larutan uap yang mengandung metana, amoniak,
dan nitrogen. Dari percobaan itu terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam
amino dan deoksiribosa serta asam nukleat. Ini semua merupakan senyawa-senyawa
dasar yang biasanya ditemukan pada setiap jasad hidup. Kesimpulan percobaan ini
adalah : kehidupan ada karena kehidupan sebelumnya, unsur yang paling banyak
dalam makhluk hidup adalah oksigen, persenyawaan yang terbanyak dalam makhluk
hidup adalah air.
Evolusi biologi dimulai pada saat pembentukan sel.
Asam amino yang terbentuk dari evolusi kimia akan bergabung membentuk makromolekul.
Hal ini dibuktikan pada penelitian Sidney W. Fox.
Di dalam Al Qur’an, Allah berfirman pada sejumlah ayat
bahwa Dialah yang menciptakan alam semesta dan semua makhluk di dalamnya dari
ketiadaan, dan menata semuanya tanpa cela. Ayat-ayat di atas menyampaikan bahwa
semua tumbuhan diciptakan oleh Allah. Semua tumbuhan, baik yang diketahui
maupun yang tidak, semua pohon, rumput, buah, bunga, rumput laut, dan sayuran
diciptakan oleh Allah.
Dan hal yang sama pun berlaku untuk hewan. Semua
jutaan spesies hewan yang hidup, atau pernah hidup, di bumi, diciptakan oleh
Allah. Ikan, reptil, burung, mamalia, kuda, jerapah, bajing, rusa, burung
gereja, elang, dinosaurus, paus, dan merak, semuanya diciptakan dari ketiadaan
oleh Allah, Tuhan yang memiliki kemahiran dan pengetahuan tak terhingga.
B. Saran
Ilmu pengetahuan telah menegaskan kebenaran
penciptaan, sebagaimana diturunkan di dalam Al Qur’an, sebab penemuan-penemuan
ilmiah menunjukkan bahwa makhluk-makhluk hidup memiliki rancangan yang luar
biasa, dan diadakan oleh suatu kecerdasan dan pengetahuan yang hebat.
Pengamatan-pengamatan biologi menunjukkan bahwa satu spesies hidup tidak bisa
beralih menjadi yang lain, dan karena alasan ini, jika seseorang bisa memutar
balik waktu, akhirnya akan ia temukan, bagi setiap spesies, individu pertama
yang pernah ada dan diciptakan dari ketiadaan. Oleh karena itu kita harus
percaya bahwa semua makhluk hidup di dunia ini adakah ciptaan Allah.
DAFTAR
PUSTAKA
Akbar, A., 1991. Tuhan dan Manusia, Penerbit
Pustakakarya Gravitatama, Jakarta
Kimbal, J.W. 1999. Biologi Jilid 3 Cetakan ke-3.
Jakarta : Erlangga.
Sumarjito. 2008. Biologi untuk SMA Kelas XII
IPA. Yogyakarta : Primaga.
Ville, Cinude. A, dkk.1999. Biologi Umum.
Cilacap – Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar